Musrenbang Tematik Disabilitas Harapkan Pengembangan Bakat Dimaksimalkan
Jetis - Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tematik disabilitas 2024 diharapkan mampu menjaring usulan-usulan prioritas bagi kaum disabilitas di Kota Yogyakarta. Partisipasi dan peran serta aktif kaum disabilitas maupun stakeholder yang terlibat, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan menjadi kunci kesejahteraan.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo pada acara Musrenbang Tematik Disabilitas 2024 di Khas Tugu Hotel, Kamis (7/3).
Foto bersama peserta musrenbang tematik disabilitas
“Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk memberikan pemenuhan dan perlindungan hak-hak kaum disabilitas. Oleh karena itu, melalui musrenbang ini diharapkan mampu menjaring usulan-usulan prioritas sehingga apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta tepat sasaran dan tidak salah arah,” ujar Singgih.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Indrawati mengungkapkan penyandang disabilitas yang ada di wilayah Kota Yogyakarta hasil pendataan tahun 2022 berjumlah 3116. Banyaknya kaum disabilitas di Kota Yogyakarta menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan agar bisa menciptakan pembangunan yang inklusif serta memastikan tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan.
“Kegiatan ini bertujuan agar dapat merumuskan langkah strategis pembangunan dari, oleh dan untuk penyandang disabilitas itu sendiri. Selain dari para penyandang, disini kami juga melibatkan 14 Forum Kemantren Inklusi (FKI), organisasi disabilitas seperti Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA), Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni),” terang Indrawati.
Diskusi perumusan usulan prioritas
Salah satu peserta musrenbang, Ketua FKI Tegalrejo Herman menyampaikan usulannya terkait dengan penggunaan trotoar jalan dapat kembali pada fungsi utamanya. Menurutnya, kondisi trotoar saat ini banyak digunakan untuk berjualan maupun tempat parkir sehingga tidak bisa digunakan dengan nyaman.
Selain itu, pihaknya juga berharap pelatihan dan pengembangan bakat bagi penyandang disabilitas dan keluarga penyandang lebih dimaksimalkan lagi. Sehingga, dapat berimbas pada kesejahteraan dan perekonomian para penyandang dan keluarganya.
“Selama ini memang sudah ada pelatihan-pelatihan namun masih kurang maksimal, mungkin bisa lebih ditingkatkan lagi seperti kuota yang ditambah kemudian pelatihan-pelatihan tersebut tidak hanya untuk berwirausaha namun setelahnya bisa siap kerja terutama di perusahaan swasta,” ungkapnya. (Chi)