Pemkot Tambah Jumlah Rumah Ibadah Ramah Anak
Umbulharjo-Pemerintah Kota Yogya terus berupaya dalam pemenuhan hak anak salah satunya dengan menambah jumlah Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) di Kota Yogyakarta.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogya Yunianto Dwisutono mengungkapkan hingga saat ini terdapat 24 RIRA yang tersebar di 14 kemantren se Kota Yogya.
Jumlah tersebut terdiri dari 18 Masjid Ramah Anak, 3 Gereja Ramah Anak, 2 Klenteng Ramah Anak, dan 1 Pura Ramah Anak.
"Untuk tahun ini juga akan ada penambahan satu RIRA, yakni Gereja Ramah Anak. Kami akan terus menambah jumlah RIRA di Kota Yogya," jelasnya Jumat (15/3/2024).
Menurutnya rumah ibadah memiliki peran penting dan strategis dalam upaya perlindungan anak. Salah satunya dengan cara memberikan edukasi mengenai pentingnya pengasuhan dalam keluarga serta membuka ruang diskusi bagi anak-anak secara aman dan nyaman.
"Kami akan terus menjalankan upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak di berbagai sektor. Mulai dari sektor kewilayahan, pendidikan, kesehatan, perlindungan dan pendampingan hukum, hingga peribadatan di rumah ibadah," katanya.
Salah satu contoh RIRA adalah Masjid Baiturrahman. Setelah dikukuhkan sebagai Masjid Ramah Anak pada tahun 2021 lalu, hingga saat ini masjid yang berada di Kampung Mergangsan Kidul, Wirogunan, Mergangsan terus mengisi berbagai kegiatannya dengan memperhatikan hak-hak anak.
Salah satunya melalui Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di masjid tersebut. Berbagai variasi kegiatan TPA diarahkan dengan memperhatikan hak-hak anak.
Direktur TPA Masjid Baiturrahman, Sugeng Raharjo mengatakan dalam pelaksanaannya TPA di Masjid Baiturrahman tidak hanya belajar mengaji dan memberikan materi tentang agama islam, namun juga diselingi berbagai permainan anak-anak.
"Dengan adanya kegiatan ini, maka akan membawa dampak positif untuk meningkatkan semangat anak-anak untuk lebih giat dalam mengikuti kegiatan TPA," katanya.
Selain itu, lanjutnya, anak anak juga diajarkan bagaimana bertutur kata yang baik dan sopan, serta mengajarkan tentang pentingnya menghormati orang tua.
"Anak pada dasarnya bisa diarahkan dengan baik. Yang terpenting, anak diberi kebebasan mengungkapkan pendapatnya, kita perlu menjadi pendengar yang baik dan menghargai anak. InsyaAllah, anak akan menghargai kita, sehingga akan mudah memberikan pelajaran agama kepada anak," katanya.
Menurutnya selain dapat membetuk karakter anak, dengan mengikuti TPA anak akan mendapatkan ilmu agama yang lebih baik.
"TPA merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang dapat membetuk karakter anak. Karakter anak akan menjadi baik apabila mereka dibiasakan mengikuti kegiatan yang baik," tandasnya.
Selama bulan ramadhan ini TPA di masjid Baiturrahman dilaksanakan setiap hari, mulai pukul 16.00 WIB hingga waktu magrib. "Setelah kegiatan TPA selesai dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama dan Salat Magrib berjamaah, kemudian Salat Isya dan Tarawih," jelasnya. (Han)