HUT Ke-20 Tagana DIY Sigap dalam Penanggulangan Bencana
UMBULHARJO - Sebanyak 50 anggota Taruna Siaga Bencana(Tagana) Se DIY dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul,Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta ikut memeriahkan peringatan HUT Ke-20 Tagana DIY dengan berlomba-lomba memasang tenda darurat kebencanaan di Lapangan Balaikota Yogyakarta, Sabtu (20/4).
Pemasangan tenda tersebut terdiri dari lima tim, dan setiap timnya memiliki 10 anggota. Para peserta diwajibkan dapat menyelesaikan pemasangan tenda dengan rentan waktu maksimal 10 menit.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo. Menurutnya, anggota Tagana harus memiliki kesiapsiagaan yang sangat penting dilakukan saat terjadinya bencana.
Sehingga apa yang dilakukan Tagana selama ini sangat bermanfaat dalam membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang kebencanaan.
“Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah rawan bencana. Semoga dengan kegiatan yang telah dilalui dapat senantiasa anggota Tagana selalu bersiaga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana, serta selalu sigap dalam penanggulangan bencana, seperti yang telah dilaksanakan efektif selama ini,”jelas Singgih saat memimpin Apel Siaga peringatan HUT Ke-20 Tagana DIY di Lapangan Balaikota Yogyakarta.
Ia berharap, dengan bertambahnya usia, Tagana se DIY dapat memberikan kontribusi yang positif, bersinergi dalam hal penanggulangan bencana, berkomitmen melayani masyarakat, serta meningkatkan wawasan, keterampilan, dan responsivitasnya bagi segenap relawan.
“Kami mengapresiasi atas segala kegiatan Tagana dalam bidang kebencanaan yang telah dijalankan selama ini, mulai dari piket siang dan malam, penyaluran bantuan ke warga yang terkena musibah, dapur umum, dan mitigasi bencana. Semoga para anggota Tagana selalu diberikan kesehatan,”ungkapnya.
Selaras dengan hal tersebut, Pembina Kehormatan Tagana DIY, KPH Notonegoro mengungkapkan, kerjasama antar sumber daya manusia sangatlah penting dalam menyikapi sebuah bencana.
Selain itu, faktor teknis dan non teknis seperti halnya keterbatasan anggaran, armada yang sudah usang, dan pengembangan kapasitas yang minim, dapat menjadi penghambat dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana
“Inilah catatan awal tahun yang harus kita pahami, termasuk salah satu relawan sosial yang dibina oleh Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Tagana.
Ia berharap, dengan usia Tagana ke-20 dapat menghadapi setiap dinamika dan tantangan dengan lebih profesional dan akuntabel.
Selain itu, etos dan spirit relawan berbasis kearifan lokal harus diaktualisasikan dan diselaraskan dengan perubahan global.
“Anggota Tagana selama ini sudah bekerja tanpa pamrih, terimakasih dan apresiasi kepada anggota tagana kiprahnya dalam penanggulangan bencana. Semoga HUT Ke-20 Tagana menjadi ajang konsolidasi, tukar informasi, merefleksi diri dan membangun yang lebih baik,”katanya. (Hes)