Pemkot Ajak Lembaga Sosial Keagamaan Dukung Pengelolaan Sampah
Umbulharjo-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya mengajak lembaga agama dan rumah-rumah ibadah untuk ikut mengelola sampah. Dengan upaya tersebut diharapkan target pengolahan sampah sebanyak 200 ton perhari dapat terealisasi.
Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto mengatakan dalam mengolah sampah memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik mengolah sampah dari hulu sampai hilir.
Pihaknya menilai para tokoh agama menjadi pihak yang tepat untuk diajak berkolaborasi karena masyarakat Kota Yogya merupakan masyarakat religius yang masih sangat patuh terhadap para tokoh agama.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus bersama mengatasi persoalan sampah, bersama tokoh agama kita mengajak para jamaah untuk bisa mengolah sampah," katanya saat menghadiri sarasehan bersama lembaga sosial keagamaan di edOTEL, Rabu (29/5/2024).
Ia mengungkapkan berbagai teknik pengolahan sampah telah dikampanyekan oleh Pemkot Yogya. Mulai dari teknik biopori, ember tumpuk, hingga komposting. Meski begitu Pemkot Yogya akan terus mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R).
"Kami pun tidak akan tinggal diam. Kami terus berupaya melakukan penanganan. Baik melalui pembangunan TPS 3R maupun program dan edukasi ke masyarakat. Tujuannya agar penanganan sampah berlangsung dari hulu ke hilir," jelasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogya, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan Sekda Kota Yogya. Aman mengungkapkan upaya pengolahan sampah perlu didukung upaya-upaya yang konsisten dari berbagai pihak salah satunya adalah tokoh agama.
Menurutnya mengajak masyarakat agar aktif mengolah sampah melalui pendekatan agama sangatlah tepat.
"Kami melihat banyak masyarakat yang aktif di pengajian-pengajian dan disitulah kami ingin para ustadz dan ustadzah saat menyampaikan tausiahnya dapat menyinggung dan mengajak jamaahnya untuk mengolah sampah," tambahnya.
Sementara itu, Perwakilan Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Yogya, Mohammad Makrus mengaku pihaknya akan selalu mendukung upaya pengurangan sampah yang terus dilakukan oleh Pemkot Yogya.
Untuk mendukung upaya tersebut, NU telah memberikan pelatihan terkait pengolahan sampah di lingkungan pondok pesantren. Dengan demikian, sampah tidak hanya menjadi residu saja tetapi bisa memiliki nilai ekonomis.
Selain memberikan pelatihan pengolahan sampah kepada para santri, NU juga telah menyiapkan para khatib-khatib agar ketika memberikan ceramah salat Jumat menyinggung pengolahan sampah.
"Kita dorong para khatib-khatib ini ketika ceramah salat Jumat mendorong masyarakat agar lebih peduli sampah. Itu akan jadi bagian kampanye dari kita agar masyarakat lebih peduli pada sampah," ungkapnya. (Han)