Kota Yogya Ikuti Penilaian Nirwasita Tantra Kementrian Lingkungan Hidup
Umbulharjo-Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto memaparkan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Yogya kepada Tim Panelis dalam rangka penilaian Nirwasita Tantra secara virtual, di Ruang Yudistira, Selasa (11/6/2024). Dalam paparanya Sugeng menjelaskan tentang isu prioritas lingkungan hidup di Kota Yogya seperti tentang persampahan, kualitas air, dan ruang terbuka hijau publik (rthp).
Terkait persampahan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya hingga saat ini masih berupaya seoptimal mungkin untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam pengolahannya Pemkot Yogya mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R).
"Kota Yogya memiliki tiga TPS 3R yakni Nitikan, Karangmiri, dan Kranon. Konsep pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkot Yogyakarta bukan menumpuk sampah, tapi mengolah sampah. Salah satu hasil pengolahan sampah ini adalah Refused Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara," katanya.
Selain itu, tambahnya, Pemkot Yogya juga menginisiasi gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) yang digalakkan bersama Forum Bank Sampah. Gerakan ini mampu mengelola sampah organik secara signifikan.
"Pengolahan sampah mandiri ini tidak hanya dilakukan di rumah tangga tetapi juga dapat melalui bank sampah yang ada di tiap wilayah. Saat ini di Kota Yogya memiliki 678 unit bank sampah yang dapat dimanfaatkan masyarakat," imbuhnya.
Sugeng mengungkapkan gerakan tersebut mulai digencarkan pada Juli 2023 dan masih berjalan hingga saat ini. Terdapat berbagai cara dalam mengolah sampah organik seperti metode biopori, losida, dan ember tumpuk.
"Pengelolaan sampah organik banyak sekali caranya antara lain biopori, lodong sisa dapur (losida), ember tumpuk, ecoenzym dan biolos gabungan dari biopori dan losida," imbuhnya.
Sementara terkait kualitas air, Sugeng membeberkan berbagai upaya Pemkot Yogya dalam pengendalian pencemaran air seperti pengolahan limbah cair domestik secara terpusat melalui jaringan saluran air limbah perkotaan.
"Kami juga rutin melakukan pembersihan aliran sungai yang dilakukan oleh satgas kebersihan sungai. Pemkot Yogya juga telah memiliki fasilitas pengujian berupa laboratorium yang terakreditasi," bebernya.
Tak sampai disitu dalam pembangunan infrastruktur, Pemkot Yogya juga memiliki program penataan kawasan pinggir sungai, dengan metode 3M (Mundur, Munggah, Madep Kali) dengan tujuan agar masyarakat memperlakukan bantaran sungai seperti halaman depan rumah mereka.
"Penataan bantaran sungai ini juga diikuti dengan pembangunan sarana dan prasarana umum dan sanitasi sehat untuk masyarakat seperti membuat taman, toilet umum, dan instalasi pengolahan air limbah (ipal) komunal," ungkapnya.
Sedangkan terkait RTHP, Pemkot Yogya tiap tahunnya terus menambah jumlah RTHP di Kota Yogya dan juga terus meningkatkan kualitas RTHP dengan pemeliharaan dan penambahan fasilitas publik.
"Selain menggunakan tanah milik Pemkot untuk membangun RTHP, kami juga melakukan pembelian tanah milik warga. Penanaman pohon dijalur hijau dan kawasan perindang juga terus dilakukan," ungkapnya. (Han)