Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari Siap Menjadi Referensi Peradaban Manusia
Gedongtengen - Dalam upaya mewujudkan komitmen pelestarian dan pendayagunaan manuskrip atau naskah kuno di Kota Yogyakarta. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta akan meresmikan Pusat Unggulan Naskah Kuno dengan nama Gantari, yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya menyinari.
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menyampaikan dengan adanya Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari, bisa menjadi pencerahan terkait pengelolaan dan pelestarian manuskrip yang ada di wilayah Kota Yogya.
Sekretaris Daerah Aman Yuriadijaya memberikan arahan
“Lewat Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari ini bisa mengintegrasi berbagai unsur, di lingkup pemerintah daerah, unsur berkepentingan bahkan masyarakat. Sehingga dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sosial masyarakat,” tutur Aman pada acara FGD Identifikasi Naskah Kuno di Hotel Royal Darmo, Rabu (4/9).
Pihaknya juga berharap Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari tidak hanya sekadar mengidentifikasi naskah kuno namun juga mampu memberikan keunggulan yang berbeda dengan yang disediakan oleh pihak lain.
“Naskah kuno merupakan referensi bagi masyarakat saat ini, sehingga pesan moral yang ada di naskah kuno dapat disampaikan kepada masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik,” tambahnya.
Peserta FGD Identifikasi Naskah Kuno
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana menjelaskan bahwa Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari bekerja sama dengan berbagai pihak tentu akan memiliki banyak referensi naskah kuno. Pihaknya mengungkapkan bahwa sudah melakukan sosialisasi di kelurahan mengenai hal ini sejak dua tahun yang lalu.
“Tidak hanya memberikan informasi identifikasi berupa lokasi, isi naskah dan terjemahannya saja namun juga diberikan informasi implementasi yang dapat dimanfaatkan melalui naskah kuno tersebut,” jelasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana
Dalam naskah kuno, Afia mengatakan memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat dimanfaatkan. Pihaknya memberikan contoh naskah kuno yang ada di Puro Pakualam telah dimanfaatkan oleh Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X yang telah menuangkan isi naskah kuno menjadi motif batik.
“Tidak hanya untuk peneliti, namun juga untuk masyarakat luas yang bisa menikmati. Nilai peradaban manusia yang terkandung dalam sebuah naskah kuno bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Afia. (Chi)
Salah satu motif batik