Disbud Dorong Produktivitas Anak Muda dalam Sastra Kontemporer
Gondomanan - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan berkomitmen untuk terus melestarikan budaya dan karya sastra termasuk sastra kontemporer di kalangan anak-anak muda. Salah satunya dengan menggelar Lokakarya Alternate Universe dan Fanfiction pada Jumat (13/9/2024) di Taman Pintar.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menjelaskan, budaya dan karya sastra Jawa harus terus dilestarikan, namun seiring dengan perkembangan zaman karya sastra kontemporer juga perlu diperhatikan untuk mendorong kreativitas dan produktivitas anak-anak muda di Kota Yogya.
"Kami selalu berupaya adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk sastra kontemporer berbasis digital atau sastra cyber yang sekarang ini populer di kalangan anak-anak muda, yang juga menjadi media atau kanvas baru bagi dunia sastra kontemporer," jelasnya.
Pihaknya mengatakan, Lokakarya tersebut memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat dan kepekaan generasi muda terhadap sastra populer. Sehingga kreativitas mereka akan terus berkembang dan dapat berdampak positif bagi keragaman karya sastra di Kota Yogya.
“Kami harap acara ini dapat menjadi wadah bagi anak-anak muda untuk menggali wawasan terkait dunia kepenulisan dan pengetahuan terkait sastra cyber. Acara ini juga menjadi pintu pembuka bagi anak-anak muda untuk menciptakan berbagai karya sastra, baik digital maupun konvensional. Selain itu juga memberikan kepekaan kepada kita bahwa alternate universe ataupun fanfiction telah mewarnai kesusastraan populer di Indonesia,” katanya.
Yetti juga menyampaikan, Lokakarya tersebut merupakan bagian dari rangkaian Festival Sastra Yogyakarta yang juga menjadi gebrakan baru. Di mana transisi perubahan dari era sastra konvensional menuju ke era sastra digital telah menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri.
Pada Lokakarya tersebut menghadirkan narasumber Titania Priantika dan Filiana Nur Wahiddah. Keduanya merupakan penulis yang menggeluti aliran alternative universe (AU) dan fanfiction, yang mengangkat dan mengkolaborasikan budaya, tradisi hingga sejarah Jawa di dalam karya kepenulisannya.
"Mungkin belum banyak AU ataupun fanfiction di era sekarang yang di dalamnya memuat soal budaya ataupun sejarah, untuk itu kami memang mencoba mengkombinasikan keduanya untuk lini pembaca kami yang kebanyakan adalah Generasi Z. Ternyata diterima dengan baik dan harapannya meski hanya potongan kecil mengenai budaya Jawa di dalam ceritanya, tetap akan membangkitkan semangat anak muda supaya tidak lupa dengan budayanya," papar Filiana Nur Wahiddah.
Sementara itu Titania Priantika menyatakan, dalam penulisan setiap karyanya selain berawal dari keresahan juga harus dilengkapi dengan riset yang mendalam. Meskipun cerita yang dituliskan merupakan aliran populer, tetapi dirinya selalu menyiratkan pesan mendalam bagi pembacanya, secara khusus terkait kecintaannya pada batik dan budaya Jawa melalui tokoh yang diciptakan. (Jul)