Pembayaran Retribusi Pasar Lewat Qrisna Pemkot Optimis Capai Target Pendapatan
Umbulharjo-Pemerintah Kota Yogya terus berupaya dalam menyukseskan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah. Salah satunya dengan meluncurkan layanan Quick Response Indonesian Standard Dinamis (Qrisna) Retribusi Pelayanan Pasar Rakyat.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogya, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan ini merupakan layanan inovasi dari Disdag Kota Yogya dalam rangka pembayaran retribusi pasar rakyat bagi para pedagang.
"Layanan Qrisna ini juga sebagai upaya dalam meningkatkan pendapatan Pemkot Yogya dari sisi retribusi pasar," jelasnya di Ruang Yudistira, Rabu (30/10/2024).
Vero menjelaskan layanan Qrisna dapat diakses melalui aplikasi Aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Nantinya seluruh pembayaran retribusi pelayanan pasar oleh pedagang dilakukan melalui Qrisna.
"QR Code pembayaran ada di dalam aplikasi JSS," katanya.
Rencananya pembayaran retribusi melalui Qrisna ini akan mulai dilayani pada 11 November 2024 mendatang. Untuk itu pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada para pedagang terkait hal tersebut.
Meski begitu, pihaknya juga akan tetap memberikan fasilitas pada pedagang yang tak bisa mengakses Qrisna. Hal tersebut lantaran banyak pedagang di Kota Yogya telah berusia lanjut.
"Untuk itu kami bersama dengan Bank BPD DIY membentuk Laskar Gercep Penagihan. Para petugas ini akan berkeliling dan membawa aplikasi serta print sehingga pedagang dapat membayar langsung dan bukti pembayarannya juga dapat diserahkan langsung," jelasnya.
Langkah tersebut, lanjutnya juga untuk mengejar capaian retribusi pasar tahun ini. "Target kami tahun ini mencapai Rp 20 Miliyar. Sedangkan tahun depan targetnya Rp 24 Miliyar," ujarnya.
Peluncuran awal/soft launching Qrisna ini dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto. Sugeng berharap hadirnya Qrisna dapat meningkatkan transpransi dalam setiap transaksi dan memudahkan para pedagang dalam membayar retribusi.
"Karena dengan Qrisna ini transaksi dapat dilakukan secara real-time dan terintegrasi langsung dengan sistem milik Disdag Kota Yogya," ujarnya.
Terkait pendapatan asli daerah, Sugeng menjelaskan bahwa kedepan pihaknya akan menargetkan hingga Rp 1 trilyun. Untuk itu diperlukan pula peningkatan di berbagai bidang, salah satunya peningkatan dalam hal retribusi pasar di Kota Yogya.
"Namun semua itu melalui proses. Inovasi Qrisna ini juga tak lepas dari berbagai tantangan. Misalnya para pedagang yang belum terbiasa memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan transaksi pembayaran," ujarnya. (Han)