Pemkot Komitmen Akhiri Epidemi HIV/AIDS Tahun 2030

GEDONG TENGEN - Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Yayasan Vesta Indonesia tentang Pencegahan dan Penanggulangan Populasi Berisiko Terinfeksi HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS), Jumat (1/11) di Royal Darmo Yogyakarta. 
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mewakili Pemkot Yogyakarta dan Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo.
Dalam sambutannya, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, menurut data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dari tahun 2004-2024 kasus HIV kumulatif telah mencapai 1.675 orang, sementara kasus AIDS kumulatif sejumlah 329 orang. 
“Namun, untuk tahun 2024 ini dari bulan Januari-September, angka kasus HIV sejumlah 92 kasus dan untuk kasus AIDS bertambah 14 kasus,”jelas Sugeng Purwanto saat memberikan sambutan.

Penandatanganan kerjasama Pencegahan dan Penanggulangan Populasi Berisiko Terinfeksi HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS), dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mewakili Pemkot Yogyakarta dan Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo.

Dengan demikian, kerjasama antara Pemkot Yogyakarta dengan Yayasan Vesta Indonesia itu, diharapkan dapat mengakhiri epidemi HIV / AIDS  pada tahun 2030. 
“Ini merupakan upaya bersama untuk saling berkolaborasi dalam mewujudkan Three Zero yaitu  tidak ada kasus baru HIV / AIDS, tidak ada kematian akibat HIV / AIDS dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kota Yogyakarta,”ungkapnya.
Sugeng menambahkan, dengan komitmen bersama dalam upaya  penanganan dan pencegahan HIV/AIDS dan IMS akan diakselerasikan dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk tahun 2023-2027 dan melalui jalur cepat 95-95-95 yaitu, 95 persen ODHA mengetahui statusnya, 95 persen ODHA  melakukan pengobatan, serta 95 persen ODHA minum obat secara rutin.
“Kota Yogyakarta merupakan Kota Pariwisata. Tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu pintu masuk utama penyakit HIV/AIDS dan IMS. Untuk itu, mari bersama menekankan dan mendorong setiap individu untuk mengetahui status HIV pada dirinya,  dengan melakukan tes HIV serta segera melakukan pengobatan antiretroviral (ARV) bagi ODHA,”ujarnya.

Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo saat memberikan sambutan.

Ia berharap, masyarakat melakukan pengecekan HIV / AIDS, terutama bagi kelompok berisiko, seperti wanita pekerja seks, waria, pengguna narkoba suntik (penasun), warga binaan lapas, ibu hamil, serta orang yang mendapat transfusi darah. Pengecekan dapat dilakukan di 18 Puskesmas yang telah menjadi faskes rujukan bagi penyandang HIV / AIDS dan 13 rumah sakit di Kota Yogyakarta.
Bahkan di lima puskesmas  seperti Puskesmas Gedongtengen, Tegalrejo, Mergangsan, Umbulharjo I dan Pakualaman telah melayani berbagai layanan terkait HIV, di antaranya Tes HIV, Layanan  Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) untuk mencegah penularan HIV dan ARV (obat HIV).
“Layanan bagi ODHA ini di Puskesmas tidak dipungut biaya. ODHA dapat memanfaatkan layanan pengecekan jumlah virus HIV melalui darahnya, hingga pengambilan obat ARV yang berfungsi mengendalikan virus juga diberikan secara gratis serta yang pasti petugas ramah-ramah dan tidak stigmatis dan diskriminatif,”katanya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Vesta Indonesia Joko Hadi Purnomo mengucapkan, terima kasih atas kerjasama antara pemerintah dengan Yayasan Vesta Indonesia.

Kegiatan ini diikuti steakolder terkait, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta serta Yayasan Vesta Indonesia.

Pihaknya mengatakan selalu mendukung kebijakan dan arahan pemerintah khususnya dalam penanggulangan dan pencegahan kasus HIV/AIDS di Kota Yogyakarta.
Sehingga, dapat menuntaskan epidemi HIV / AIDS  pada tahun 2030. “Kita tidak mampu bekerja sendiri. Sehingga melalui kerjasama ini, kita akan maksimalkan melakukan edukasi di wilayah Kota Yogyakarta dan mampu mencegah perluasan HIV/AIDS dan IMS di Kota Yogyakarta,”katanya. (Hes)