Hamparan Hijau Sayuran Organik di Atas Hotel Yogya Manjakan Mata
Di tengah riuhnya kota dengan bangunan menjulang, siapa sangka bahwa sebuah oase hijau tengah tumbuh subur di atap Phoenix Hotel. Pada Sabtu (9/11), Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, berkunjung ke hotel ini untuk melihat langsung praktik urban farming. sebuah inovasi yang telah menyulap rooftop menjadi kebun produktif yang menghasilkan aneka sayuran segar.
Sugeng terlihat antusias saat melihat berbagai tanaman tumbuh subur dengan teknologi hidroponik diterapkan di rooftop hotel. Tidak hanya menumbuhkan tanaman yang segar dan siap konsumsi, Phoenix Hotel juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair, yang digunakan sebagai nutrisi tanaman-tanaman ini.
Sugeng mengapresiasi langkah Phoenix Hotel sebagai langkah cerdas dalam menghadapi keterbatasan lahan pertanian di Yogyakarta, sebuah kota yang semakin padat.
Pembibitan sayuran memanfaatkan sampah anorganik yang masih layak pakai
“Phoenix Hotel telah berinovasi dengan memanfaatkan rooftop untuk urban farming. Ini adalah solusi cerdas, mengingat Yogyakarta hampir tidak memiliki lahan pertanian. Urban farming ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan pangan segar. Saya harap konsep seperti ini bisa terus berkembang hingga nantinya mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari,” ujar Sugeng.
Sugeng menyebutkan bahwa urban farming di Yogyakarta menghadirkan tantangan tersendiri. Namun, konsep ini menjadi daya tarik unik bagi Phoenix Hotel dan bisa membantu memenuhi kebutuhan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) bagi tamu dan lingkungan sekitar.
“Pupuk organik cair yang dihasilkan hotel cukup untuk kebutuhan mereka sendiri dan juga bisa dimanfaatkan di sekitar lingkungan hotel. Ini adalah konsep yang sebelumnya jarang terpikirkan, namun terbukti memiliki manfaat nyata,” kata Sugeng.
Lebih lanjut, Sugeng menekankan peran Phoenix Hotel dalam mendukung program Gandeng Gendong 5K (Kota, Kampus, Korporasi, Kampung, dan Komunitas) untuk menyelesaikan permasalahan sampah dan ketahanan pangan secara kolaboratif. “Tidak ada satu permasalahan yang dapat diselesaikan sendiri. Ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan sektor usaha untuk menghadapi tantangan perkotaan,” tambah Sugeng.
Pihaknya juga berharap program urban farming dan pengolahan sampah di Phoenix Hotel menjadi contoh inovasi berkelanjutan yang menginspirasi hotel-hotel lain di Yogyakarta.
Sementara itu General Manager Phoenix Hotel, Rulvastina Randy, mengungkapkan bahwa hotel berkomitmen menjaga dan melestarikan lingkungan melalui berbagai program ramah lingkungan.
“Kami menerapkan berbagai inisiatif untuk mengurangi limbah plastik dan sampah non-organik lainnya. Setiap hari, sampah organik yang kami hasilkan mencapai 70-100 kg, dan dengan teknologi sederhana, kami mengolahnya menjadi pupuk organik cair yang digunakan untuk tanaman hidroponik di rooftop,” jelas Rulvastina.
Peninjauan pengolahan sampah organik
Phoenix Hotel, yang memiliki ruang terbatas, berharap langkah ini bisa menjadi contoh bagi hotel-hotel lain untuk mengadopsi konsep serupa. Tanaman yang dihasilkan cukup beragam seperti selada, pagoda, dan berbagai jenis sawi.
“Kami tidak memiliki lahan yang luas, tapi inovasi ini menunjukkan bahwa siapa pun bisa berkontribusi untuk lingkungan, meski dengan keterbatasan. Kami juga berencana mempertimbangkan arahan dari Pak Sugeng untuk mengembangkan pertanian organik lebih lanjut dan menciptakan pengalaman menginap yang unik bagi para tamu,” kata Rulvastina. (Chi)