Pertahankan Kampung Hijau Ciptakan Lingkungan Ramah dan Berkelanjutan

GEDONG TENGEN – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Kundha Niti Mandala Sarta Tata Sasana Kota Yogyakarta terus mengupayakan perencanaan pembangunan kampung hijau sebagai langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan. 

Untuk itu, Dispertaru Kota Yogyakarta terus berkomitmen untuk menambah Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) di setiap tahunnya.

Menurut Kepala Dispetaru Kota Yogyakarta, Wahyu Handoyo, tahun ini Dispertaru telah melaksanakan kegiatan pengadaan tanah untuk rencana RTHP di Demakan, Kemantren Tegalrejo, yakni pengadaan tanah seluas 301 meter persegi (M²). 

Selain itu, untuk tahun  2023 sudah ada dua lokasi di Kelurahan Prawirodirjan seluas 177 M² dan 255 M² dan untuk tahun 2025 rencana akan dilakukan pengadaan tanah yang bertempat di Kelurahan Wirogunan.

"Hal ini merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan kampung hijau berkelanjutan untuk mempertahankan keberadaan ruang terbuka menjadi lestari, " ujarnya saat ditemui dalam acara Gebyar Hantaru, Kamis (21/11) di Hotel Abadi Yogyakarta.

Menyemarakkan Hari Agraria dan Tata Ruang (Hantaru) 2024 Dispertaru juga mengadakan lomba dengan tema Hijau Kampungku,  Lestari Jogjaku’.

Kepala Dispetaru Kota Yogyakarta, Wahyu Handoyo saat mengikuti  kegiatan Gebyar Hantaru, Kamis (21/11) di Hotel Abadi Yogyakarta.

Kegiatan ini bertujuan menginspirasi masyarakat untuk menciptakan kampung yang ramah lingkungan, tertata dengan baik, dan berkelanjutan melalui berbagai perencanaan yang dikemas dengan lomba-lomba yang menarik.

Pihaknya mengungkapkan, lomba dalam rangka peringatan Hantaru 2024, diantaranya lomba esai, desain kawasan kampung, video reels dan poster umum.

Lomba ini melibatkan berbagai kalangan pelajar, komunitas, hingga kelompok masyarakat umum. Para peserta diminta untuk menunjukkan inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan ruang kampung mereka, seperti penataan taman hijau, pemanfaatan lahan kosong, pengelolaan limbah, serta peningkatan ruang terbuka hijau yang dituangkan ke berbagai media seperti poster, video dan esai.

"Kita ingin mengedukasi masyarakat bahwa tata ruang yang baik bukan hanya urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Kampung Hijau adalah wujud nyata bagaimana tata kelola yang bijak bisa meningkatkan minat, pengetahuan dan kualitas hidup masyarakat," jelas  Wahyu Handoyo.

Lomba Hantaru 2024, diikuti sebanyak 318 peserta. Setelah melalui tahap penjurian, diambil 25 pemenang dari 5 kategori lomba. Para pemenang berhak mendapatkan hadiah dan karyanya ditampilkan di acara Gebyar Hantaru 2024.

Ahli Budaya, Ir. Eko Suryo Maharsono saat memberikan hadiah kepada pemenang lomba video reels.

“Melalui lomba ini, kami berharap masyarakat menjadi peka dan memahami tata ruang yang ada di Kota Yogyakarta. Dimana, para peserta membuat poster maupun video dari latar belakang penilaian mereka sendiri terhadap kampungnya,”ujarnya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk menerapkan konsep Kampung Hijau  khususnya di Kota Yogyakarta.

“Ternyata kegiatan yang kami selenggarakan ini sangat banyak mendapatkan apresiasi dengan jumlah peserta yang banyak, baik dari luar kota maupun warga Kota Yogyakarta juga banyak, ini luar biasa. Mudah-mudahan apa yang kita upayakan ini tetap diapresiasi dan ditahun mendatang akan diselenggarakan kembali,”ungkapnya.

Para peserta saat mereview beberapa video reels peringatan Hantaru 2024.

Salah satu narasumber Gebyar Hantaru 2024 yang juga Ahli Budaya, Ir. Eko Suryo Maharsono mengapresiasi karya-karya yang dihasilkan oleh generasi muda yang ikut pada perlombaan tersebut. 

Menurutnya, tata ruang kota tidak hanya dipikirkan dari sisi pemerintah saja, melainkan pendapat dari warga kota itu sendiri. Sehingga, kebijakan dari pemerintah sejalan dengan keinginan masyarakat Kota Yogyakarta.

“Saya sangat bangga terhadap generasi muda yang memperhatikan tata ruang di Kota Yogyakarta. Semoga dengan kegiatan ini, semua peserta dapat ikut andil dalam melestarikan dan menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang nyaman huni dengan kearifan lokal dan suasana kotanya,”katanya.

Sementara itu, Ketua Kampung Sutodirjo RW 20, Kelurahan Pringgokusuman yang merupakan pemenang Juara 3 dalam Lomba Video Reels, R. Budi Wibowo mengungkapkan, kegiatan ini memberikan motivasi untuk terus berkarya dan menciptakan tata kelola kampung hijau yang asri terutama bagi kampungnya.

Dengan mengikuti lomba ini, R. Budi Wibowo berharap, Kampung Sutodirjo tidak hanya dipandang sebagai kampung yang memiliki latar belakang negatif. Tetapi, melalui lomba ini, Kampung Sutodirjo akan menjadi kampung hijau yang asri dan nyaman ditempati.

“Saya berharap, melalui lomba ini dan pencapaian yang kami usahakan terhadap lomba ini, menjadikan nama dari Kampung Sutodirjo berarti di masyarakat. Sehingga tidak ada lagi hal-hal negatif yang ada di kampung kami dan yang ada hanyalah kampung yang asri dan hijau dengan pemanfaatan lahan sempit,”katanya. (Hes)